Pada  dasarnya manusia lahir kedunia ini hanya untuk bersujud kepada Allah,  Namun bukan berarti harus over time. Perlu kita ketahui bahwa kehidupan  yang kita lalui saat ini adalah kunci kedepan, Akhiratlah sebagai  finalnya. Firman Allah Ta’ala : Hidup di dunia ini. Tidak lain hanyalah  suatu kesenangan dan permainan belaka. Sesungguhnya kampung akhirat  itulah kehidupan yang sebenarnya jika mereka mengetahuinya. {Q.S. 29:64}
Kita  dapat memahami secara jelas, Kehidupan kita di dunia ini hanyalah  permainan, kesenangan, Bahkan bisa menjadi malapetaka bagi kita sendiri.  Manusia umumnya hanya menjalani kehidupan ini apa adanya, tampa  memahami maknanya. Apalagi jika sampai lalai dengan kilauan dunia, Maka  kesesatanlah yang memicu kehidupan.
Apapun yang kita miliki di  dunia ini, baik itu harta yang melimpah, jabatan yang tinggi belum tentu  kita akan hidup tenang. Katakan saja anda kaya, Punya jabatan tinggi  dan sebagainya, tetapi apakah kekayaan dan jabatan itu
Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) India
Mengucapkan
Selamat Menyambut
Hari Kemerdekaan R.I
yang ke-60
bisa membahagiakan anda? Belum tentu, jika nafsu kita yang tidak pernah puas.
Kecuali  bila seseorang sadar dan merasa puas dengan apa yg telah dititipkan  oleh Allah kepadanya, Barulah tergolong manusia yang bahagia.
Bagaimanapun  indah dan suksesnya meraih dunia ini, dia tidak akan bahagia. Manusia  ada watak dasar, yaitu bosan, gelisah, atau selalu khawatir dan  khawatir.
Kekayaan yang dimilik oleh seseorang pada zaman  sekarang ini tidaklah seberapa jika dibandingkan dengan kekayaan yang  dimiliki oleh orang-orang pada zaman dahulu. Andaikan seluruh kekayaan  orang-orang muslim di seluruh jagad ini, atau bahkan seluruh kekayaan  yang ada di dunia ini dikumpulkan jadi satu, Tidak ada bandingnya dengan  kekayannya Nabi sulaiman, belum lagi kekayaan Qorun pada zaman Nabi  Musa. Jadi kekayan seseorang pada zaman sekarang belum sebanding dengan  kekayaan umat pada masa lalu, terlebih lagi umat islam yang terkenal  miskin jika dibandingkan dengan yahudi.
Andaikan kebahagian  terletak pada jabatan dan kekayaan, Tentu Fir’aun sudah bahagia dan  tentu orang-orang amerika tidak ada yg stress. Menurut islam,  kebahagiaan letaknya tidak pada jabatan dan kekayaan semata. Konsep  islam secara menyeluruh mengenai kebahagiaan atau ketenangan ialah  dengan cara merohanikan segala sesuatu yang berbentuk materi kepada  Allah Ta’ala.
Disisi lain rasulullah berpesan dalam sabdanya :  Ada empat yang menjadikan kebahagian bagi seseorang: Yang pertama adalah  Memiliki istri yang salehah. Kedua, Memiliki anak-anak yang berbakti.  Yang ketiga adalah mempunyai teman- teman yang baik, dan yang keempat  adalah rezekinya berada di negeri sendiri.’’ (HR. Imam Ad Dailami)
Dari  hadist di atas dapat kita ambil pertimbangan, Sudahkah kita memiliki  empat hal tersebut? Jika sudah berarti kita telah termasuk golongan  orang yang beruntung dalam kehidupan ini.
Semua yang kita miliki  di dunia ini bersifat fana, namun apabila yang kita miliki tersalur pada  jalan yang baik dan benar, maka kita akan mendapatkan ganjaran yang  baik pula dari Allah S.W.T. Akan tetapi bila bertolak-belakang dari itu  maka jangan heran jika kita akan mendapatkan ganjaran yang buruk.
Kunci  yang paling utama untuk menghindari diri kita dari laknat Allah ialah  Ilmu dan hati. Dan ilmu yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan dunia dan  akhirat supaya kita bias memaksimalkan lajunya kehidupan ini, Sehingga  hati selalu tepat membisikkan mana yang hal yang terbaik dan yang kekal  untuk kita.
Sadarilah bahwa kita manusia semakin bertambah usia  maka semakin dekat pula dengan liang lahat, walau sehebat apapun kita,  maut takkan pernah mundur walau selangkah pun.
Tetapi mengapa  kita sebagai manusia terkadang selalu lupa dan tidak insaf. Mengapa  semakin tua usia kita semakin dekat pula dengan perbuatan maksiat. Hal  ini disebabkan dari kurangnya pengetahuan kita tentang hal ukhrawi, Ada  juga yang tau banyak akan hal itu tapi tanpa ada pengamalan, maka hal  tersebut sama-sama memiliki hasil yang nihil.
Selagi nyawa masih  dikandung badan, marilah kita berusaha menjalani kehidupan ini dengan  sebaik-baiknya. Mengerjakan amal untuk ukhrawi bukan berarti harus  meninggalkan kepentingan dunia, Namun harus ada keseimbangan antara  keduanya. Semoga kita tergolong hamba yang diberkahi di dunia dan  mendapat kebahagiaan di akhirat nantinya, Amin ya rabbala ‘alamin.  Allahu ‘alam..
Kata Mutiara
> Dua perkara yang tidak akan membuat seseorang merasa puas : Mencari ilmu dan mencari harta.
> Ilmu jauh lebih baik dari harta. Karena, ilmu akan menjagamu, sedangkan harta engkaulah yang menjadi penjaganya.
> Binasalah seseorang yang tidak tahu ukuran (siapa) dirinya.
>Siapa yang tahu jauhnya perjalanan (yang akan ditempuh), ia pasti akan bersiap-siap.
Langganan:
Komentar (Atom)







 
 
